Search
Close this search box.

Diseminasi Penelitian Penggunaan Napza dalam Konteks Seksual (Chemsex) pada Populasi LSL di Indonesia

Sepanjang bulan Maret hingga Desember 2019, Pusat Penelitian HIV AIDS UNIKA Atma Jaya melakukan penelitian yang bekerjasama dengan Perkumpulan Gaya Warna Lentera Indonesia (GWL-INA). Penelitian ini diberi tajuk “Penggunaan Napza dalam Konteks Seksual (Chemsex) pada Populasi Laki-laki Seks dengan Laki-laki (LSL) di Indonesia: Mixed-methods Study.” Secara garis besar, penelitian yang diawali dengan pendeketan kualitatif dan dilanjutkan oleh metode kuantatif web-survey ini mengangkat tema penggunaan napza dalam konteks seksual atau yang biasa diistilahkan dengan Chemsex. Dalam hal tersebut, subjek penelitian mengerucut spesifik kepada populasi LSL di Indonesia. Setelah melewati serangkaian proses pengambilan data, validasi dan konsultasi data hasil penelitian, analisis, hingga penulisan laporan, tim peneliti tiba di tahapan diseminasi hasil penelitian. Dilaksanakan pada Kamis (5/3) di Jakarta, diseminasi hasil penelitian antara lain bertujuan untuk menjaring respon atau timbal balik dari peserta terhadap hasil penelitian yang disosialisasikan dan, melakukan diskusi terkait hasil penelitian.

Berlangsung selama lebih kurang sembilan bulan, penelitian ini tercetus sebagai respon atas populernya praktik chemsex pada populasi LSL. Pengetahuan atas popularitas praktik chemsex berawal dari temuan-temuan dalam telaah literatur (literature review). Melalui beberapa studi diketahui bahwa aktifitas ini dilakukan untuk mendapatkan sensasi kenikmatan saat berhubungan seks. Fenomena ini telah dilaporkan secara global, seperti di Amerika, Asia, dan Eropa. Akan tetapi, popularitas chemsex meninggalkan konsekuensi besar bagi mereka yang menerapkannya. Konsekuensi ini tidak hanya hadir dari sisi kesehatan, namun juga hal-hal yang erat kaitannya dengan relasi sosial. Pasalnya, kandungan zat adiktif yang terkandung dalam napza dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh dan memperbesar kemungkinan penularan infeksi seksual menular (IMS) dan HIV. Tidak hanya itu, penggunaan chemsex dapat mengganggu hubungan interpersonal dengan orang sekitar dan terganggunya pekerjaan sebab penurunan konsentrasi sebagai efek samping penggunaan napza.

Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini hakikatnya memiliki sejumlah tujuan yang diantaranya 1). Mengidentifikasi pola penggunaan napza sebelum dan/atau saat melakukan hubungan seks pada kelompok LSL, termasuk melihat pola inisiasi penggunaan, motivasi, dan pengalaman saat menggunakan napza; 2). Mengidentifikasi perilaku berisiko terkait penggunaan napza dan seksual akibat dari melakukan penggunaan napza saat berhubungan seks; dan 3. Melakukan perhitungan jumlah kejadian penggunaan napza sebelum dan/atau saat melakukan seks pada kelompok LSL. Diharapkan ke depannya, temuan yang didapat dari studi ini dapat digunakan oleh berbagai pihak yang bekerja di isu kesehatan dan sosial, terutama yang berkaitan dnegan isu HIV dan napza. Sebagai salah satu studi berskala cukup besar yang berfokus pada LSL di Indonesia, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dasar untuk mengetahui gambaran umum LSL baik di tingkat individual, sosial, dan struktural. Temuan dalam studi ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur hasil capaian dari implementasi program HIV yang menyasar populasi LSL di Indonesia dan dijadikan acuan penyesuaian terhadap strategi program pencegahan serta pengobatan HIV bagi kelompok LSL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content