Penelitian tentang HIV dan AIDS di Indonesia butuh diversifikasi dan pendalaman kajian untuk memastikan data yang dihasilkan menangkap realitas sosial yang akurat. Sejak pengembangan repositori Jaringan Penelitian HIV Indonesia pada tahun 2019, JPHIV telah mencatat 5 kajian utama dalam membahas HIV dan AIDS di Indonesia. Kajian tersebut adalah Biomedis, Ekonomi Kesehatan, Epidemiologi, Sosial Perilaku, dan Studi Kebijakan.
Kehadiran repositori JPHIV secara tidak langsung memberikan gambaran umum tentang iklim penelitian HIV dan AIDS di Indonesia. Dalam Simposium U=U Jaringan Penelitian HIV Indonesia (JPHIV), Yohannes Gentar sebagai koordinator JPHIV melakukan pemetaan terhadap hasil-hasil penelitian HIV dan AIDS di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa kajian tentang perawatan memenuhi mayoritas penelitian HIV dan AIDS yang masuk dalam repositori. Selain itu, topik dan kajian yang sebelumnya absen mulai bermunculan seperti PrEP, tes HIV berbasis komunitas, dan notifikasi pasangan. Kajian pelayanan kesehatan mulai mengerucut dengan munculnya topik tentang stigma dalam layanan dan perawatan HIV di Indonesia.
Hasil pemetaan singkat ini memberikan potensi terkait perkembangan penelitian selanjutnya yang dapat dilakukan oleh peneliti, organisasi masyarakat, dan komunitas pendamping. Yohannes mengapresiasi segala bentuk topik dan kajian yang muncul beberapa tahun belakang. Untuk itu, ia berharap penelitian ke depannya dapat menjawab beragam persoalan tentang kesenjangan kaskade perawatan. Dengan semakin beragam dan merucutnya kajian tentang perawatan dan pelayanan HIV di Indonesia, Yohannes berharap penelitian terdahulu dapat digunakan sebagai dasar dalam membahas kaskade perawatan di Indonesia.
Lebih lanjut, Yohannes menjelaskan kebutuhan penelitian dalam 3 topik utama, yaitu kaskade dan pengobatan, enabling environment, dan layanan kesehatan lanjutan. Ketiga topik penelitian menjadi prioritas untuk mengembangkan program cascade performance untuk Indonesia.
Jaringan Penelitian HIV Indonesia selalu menekankan pelibatan aktif dan bermakna. Peneliti, organisasi masyarakat, dan komunitas pendamping perlu melibatkan narasumber sebagai pihak aktif untuk translasi prioritas penelitian. Mendengarkan pengalaman narasumber menjadi salah satu cara menentukan kajian dan topik yang berdampak dan tepat guna.
Simposium U=U JPHIV 2022 merupakan bagian dari rangkaian Pertemuan Nasional Jaringan Penelitian HIV Indonesia 2022. Tonton siaran ulang Simposium JPHIV di sini.