Search
Close this search box.

Hari AIDS Sedunia 2019 YES, I CAN! Communities Make The Difference

Tiga puluh satu tahun lalu, tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia (HAS). Pemrakarsanya adalah James W. Bunn dan Thomas Netter, dua orang pegawai Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang berpusat di Jenewa, Swiss. Peringatan HAS diperuntukkan sebagai momen refleksi segala kabar baik maupun kabar buruk terkait pencegahan dan penanganan HIV dan AIDS, serta tentang bagaimana perlakuan terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Masyarakat di seluruh penjuru dunia, baik itu pemerintah, pekerja kesehatan, komunitas, hingga penyintas diajak untuk bersikap kritis dan menunjukkan aksi nyata dalam menghadapi belenggu permasalahan seputar HIV dan AIDS.

Di tahun 2019 ini, peringatan HAS memberikan perhatian terhadap satu komponen masyarakat yang bekerja sepenuh hati dan kadang tanpa pamrih dalam bergelut pada isu HIV dan AIDS, yakni komunitas. WHO menganggap komunitas sebagai kunci utama dalam strategi pencegahan serta penanganan HIV dan AIDS di dunia. Dalam pergerakannya di isu HIV dan AIDS, komunitas berperan besar dalam merangkum dan merangkul ragam kisah ODHA, berjalan bersama mereka, dan turut serta dalam perjuangan lapis demi lapis permasalahan yang berkelindan di dalamnya. Hal ini menjadikan komunitas mampu memahami secara khusus kebutuhan dan tantangan terkait isu yang meliputi ODHA, HIV dan AIDS.

Dengan semangat itu, Pusat Penelitian HIV AIDS Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (PPH UAJ) melalui program pelayanan komunitas YES, I CAN! mengadakan acara untuk bersama mengapresisasi dan merayakan kerja keras komunitas dalam Hari AIDS Sedunia 2019. Acara ini berlangsung pada tanggal 8 Desember 2019 di Pusat Grosir Cililitan, Jakarta Timur. Bersama rekan kami di YES, I CAN!, yaitu OPSI, Sanggar SWARA, dan Yayasan Rumah Kita PPH UAJ memberikan informasi guna mengikis kekeliruan terkait HIV dan AIDS yang berkembang di masyarakat; meningkatkan kepedulian dan kepekaan terhadap masalah HIV dan AIDS kepada semua elemen masyarakat; menunjukkan peran aktif komunitas; dan mengapresiasi komunitas yang telah bekerja keras dalam penanggulangan HIV melalui keterampilan profesional yang dimiliki. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan dukungan penuh dan wujud peran aktif pemerintah serta masyarakat melalui pengadaan tes VCT (voluntary counselling and testing atau bisa diartikan sebagai konseling dan tes HIV sukarela (KTS)) gratis oleh Puskesmas Kramat Jati yang didukung penuh Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Mengambil tajuk “Hari AIDS Sedunia 2019 YES, I CAN! :Communities Make The Difference, Bersama Masyarakat Meraih Sukses”, kegiatan ini tidak hanya berisi ragam informasi seputar HIV dan AIDS, namun juga penampulan profesional dari teman-teman peserta program YES, I CAN! yang sebelumnya telah sukses menyelesaikan pelatihan profesionalnya.

Mengawali acara, Tari Bedhaya dipertontonkan menyusul unjuk kemampuan tiga peserta YES, I CAN! dari komunitas Rumah Kita (eRKa) dalam mengolah masakan. Masing-masing dari mereka dengan luwes menghadirkan menu macaroni panggang, burger sapi dan pancake dengan resep yang dikembangkan sendiri. Mata acara demo masak ini dipandu oleh Chef Iyus dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid yang kemudian turt menjelaskan tata cara, tips, dan trik memasak ketiga masakan tersebut. Demo masak ini semakin menarik karena mereka yang hadir dan memenuhi kursi-kursi di Lantai 3A Pusat Grosir Cililitan berkesempatan mencicipi masakan yang disuguhkan.

Menghindari rasa kantuk yang datang usai perut kenyang dan perasaan senang, pengunjung yang hadir di area kegiatan diajak berdendang dan bergoyang dengan alunan musik dangdut. Lomba fashion show bertema “Profesi” menjadi salah satu mata acara yang paling ditunggu. Penampilan 10 orang anak yang mengenakan seragam kerja dari berbagai profesi segera menarik perhatian baik mereka yang telah mengisi kursi atau sekadar lalu-lalang. Usai menyaksikan bakat-bakat dari peserta fashion show, hadirin yang memenuhi area kegiatan diberikan pemahaman dasar mengenai HIV dan AIDS. Informasi yang diberikan menitikberatkan kepada penyebaran virus HIV yang masih keliru. Selain pemaparan informasi, pengunjung diberi kesempatan untuk menjawab beberapa kuis mengenai HIV dan AIDS. 

Menjelang sore, dua orang peserta program YES, I CAN! yang telah mengikuti pelatihan profesional tata rias dan tata rambut di Puspita Martha International Beauty School mendapat giliran. Dengan lincah keduanya merias wajah dan menata rambut Rere Agistya (model) dengan dua pilihan gaya untuk menghadiri acara makan malam bernuansa lebih formal dan pesta di malam hari yang terasa kasual namun tetap memukau. Dipandu dengan Mr. Agus dari Puspita Martha International Beauty School, ia turut menjelaskan berbagai detail mengenai tata rias dan gaya rambut yang diterapkan pada si model. Rampung dengan demo tata rias dan tata rambut, rangkaian acara berlanjut dengan pengumuman pemenang lomba fashion show anak. Setelahnya, sebelum pengunjung benar-benar meninggalkan area kegiatan, hiburan berupa live music dangdut kembali menyapa dan memanjakan telinga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content