Search
Close this search box.

Mewujudkan Generasi Muda Sehat Mental Tanpa Narkoba

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Sabtu pagi (19/10) Pusat Penelitian HIV AIDS UNIKA Atma Jaya (PPH UAJ) beserta Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) wilayah Banten dan Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya sepakat untuk membawa satu nilai bersama, yakni semangat optimisme untuk generasi muda. Nilai bersama ini hadir berdasarkan pertimbangan dan urgensi realitas sosial bahwa masih terdapat banyak anak muda yang mempunyai ketergantungan besar pada narkoba. Selain itu, peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh tiap 10 Oktober semakin menyadarkan pentingnya arti kesehatan mental.

Melalui kegiatan Lecture Series bertajuk “Mewujudkan Generasi Muda Sehat Mental Tanpa Narkoba”, asa agar generasi muda dapat meneruskan dan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik, memiliki harapan untuk bisa hidup sejahtera, dan penuh semangat tanpa harus bergantung pada zat adiktif narkoba membumbung tinggi. Tiga orang pembicara lantas dipilih untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka terkait tema besar tersebut. Mereka adalah Mulyanto, M.Psi (Psikolog di Badan Narkotika Nasional (BNN & Wakil Ketua I HIMPSI wilayah Banten), Theresia Puspoarum, S.Psi (Peneliti PPH UAJ), dan Dipha Barus (Musisi, Produser & Komposer Muda Indonesia).

Masing-masing pembicara berbagi ilmu dan pengalaman mereka untuk memastikan semangat ini tetap ada dan semakin menggebu dalam benak hadirin. Mulyanto, M. Psi, sebagai pembuka diskusi, menyampaikan ancaman yang dihadapi oleh generasi muda. Menjadi target penjualan dan penyebaran narkoba adalah ancaman utama yang harus dicegah dan diatasi dengan kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat. Theresia Puspoarum, S. Psi, selanjutnya berbagi cerita tentang lika-liku proses pencegahan, penanganan, dan rehabilitasi terhadap kecanduan narkoba. Dengan tegas ia mengatakan, “Tidak ada faktor tunggal dari kecanduan narkoba. Maka dari itu, proses perawatan dan pemulihan masing-masing individu berbeda dan tidak bisa disamakan dengan yang lain, baik dari segi cara maupun durasinya.”

Dipha Barus berbagi cerita tentang bagaimana musik “menyelamatkan” dirinya dari narkoba. Melalui musik, ia mampu melepas stres dan mengubah energi tersebut menjadi suatu karya yang, akhirnya, mampu menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Tidak ia pungkiri bahwa industri musik yang ia tekuni, yaitu disc jockey dan electronic dance music, rentan terhadap peredaran narkoba. Namun, ia tetap memegang prinsipnya, serta amanah dari mendiang Ayahnya untuk tidak mengonsumsi segala jenis narkoba.

Diskusi masih berlanjut dengan sesi tanya jawab. Berbagai hadirin dari berbagai latar belakang pendidikan, profesi, dan umur tergelitik untuk mengeksplorasi lebih jauh bagaimana untuk memperkuat semangat ini. Mulai dari isu-isu terkini jenis zat adiktif, penanggulangan penggunaan narkoba bagi siswa sekolah dasar, bunuh diri, hingga narkoba sebagai obat untuk mengatasi masalah kejiwaan. Isu-isu yang diangkat oleh para hadirin memperlihatkan semangat untuk menciptakan generasi muda Indonesia yang sehat mental tanpa narkoba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content