Search
Close this search box.

Studi Banding Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Foto. Dok Kegiatan

Jumat pagi (27/08), PUI-PT PPH Pusat Unggulan Kebijakan Kesehatan dan Inovasi Sosial, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (PUI-PT PPH PUK2IS UAJ) memenuhi undangan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya (Poltekkes Surabaya). Berlangsung secara daring sejak pukul 09.00 WIB, studi banding ini dilakukan berkenaan dengan upaya penguatan pengembangan Pusat Unggulan IPTEKS Poltekkes (PUI-PK) Surabaya. Dihadiri oleh lebih dari 150 orang civitas academica Poltekkes Surabaya, dalam studi banding ini, PUI-PT PPH PUK2IS juga menggandeng perwakilan dari komunitas binaan dan mitra semisal KIOS Atma Jaya, Lentera Anak Pelangi, YIC (Yes, I Can!), Komunitas Rumah Kita (eRKa) , Jaringan Indonesia Positif, dan Yayasan Karisma. Adapun empat tujuan utama dilakukannya studi banding virtual ini adalah untuk mendapatkan informasi atau gambaran tentang: 1). Profil PUI-PT PPH PUK2IS UAJ; 2). Pengelolaan PUI-PT PPH PUK2IS UAJ; 3). Sarana laboratorium PUI-PT PPH PUK2IS UAJ; dan 4). Hiliriasi produk hasil PUI-PT PPH PUK2IS UAJ.

Kegiatan studi banding dibuka oleh Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes (Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya) dan Dr. Yohanes Eko Adi Prasetyanto (Wakil Rekto Unika Atma Jaya). Usai serangkaian pidato sambutan, mata acara dilanjutkan dengan pemaparan konsep dan implementasi kegiatan pelayanan komunitas yang selama ini telah dilakukan oleh PUI-PT PPH PUK2IS UAJ oleh Ignatius Praptoraharjo, Ph.D (Strategic Development PUI-PT PPH PUK2IS). Pada paparannya, pria yang biasa disapa Mas Gambit ini turut mengisahkan sejarah PUI-PT PPH PUK2IS (PPH) yang tidak terlepas dari komunitas.  

“Cikal bakal PPH berawal dari pekerjaan rapid assessment untuk komunitas pengguna napza suntik (penasun) dan HIV sejak tahun 1999 atau 2000, lalu tim lalu tim melakukan pengembangan program Kios Informasi Atma Jaya, hingga saat ini KIOS informasi atma jaya menjadi layanan rutin, saat ini ada komunitas dukungan sebaya (AKAR), Klinik Komunitas yang juga dibantu oleh pendanaannya oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Lalu tentunya Penjangkauan Penasun dan Pengguna Sabu yang kini pendanaannya telah dibantu oleh Global Fun dan ViiV, terang Ignatinus Praptoraharjo.

Penjelasan tentang jejaring dan kemitraan yang dilakukan oleh PUI-PT PPH PUK2IS UAJ dengan komunitas-komunitas marginal dijelaskan pula oleh Evi Sukmaningrum, Ph.D (Kepala PUI-PT PPH PUK2IS UAJ). Ia mengatakan bahwa dalam program kerjanya, PUI-PT PPH PUK2IS UAJ telah melibatkan mitra – termasuk dari kelompok-kelompok marginal- sedari awal, sejak masa penyusunan proposal. Perangkulan mitra sejak awal dimaksudkan agar lebih terciptanya rasa kepemilikan bersama, sense of belonging.

Di sesi tanya jawab, salah satu dari sekian banyak pertanyaan dilontarkan oleh Edy Haryanto dari Poltekkes Surabaya mengajukan pertanyaan terkait tim PUI-PT PPH PUK2IS UAJ -bagaimana personilnya dan terdiri dari siapa saja?- agar pihaknya dapat belajar dari struktur tersebut.  

Pertanyaan tersebut kemudian ditanggapi oleh Evi Sukmaningrum, “Penggerak PPH memang sebenarnya lebih banyak staf non-dosen yang mempunyai yang mempunyai komitmen tinggi. Dulu 2007 kami hanya punya 3 personel, lalu meningkat-meningkat, dan pembiayaan dari para staf PPH sekarang sudah mandiri. Ada juga 3 dosen yang sedang menjadi fellowship dari fakultas kedokteran dan fakultas psikologi. Secara struktur PPH memang ada di bawah LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat), tetapi kami diberikan kebebasan atau kemandirian untuk mengembangkan struktur kami sendiri. Total staf kami sekarang kurang lebih ada 19 orang.”

Sebelum menutup kegiatan studi banding, Nikmatul Fadilah, S.Kep., Ns., M.Kep selaku pemandu acara mengatakan bahwa pihak Poltekkes Kemenkes Surabaya sangat berterima kasih atas kesedian PUI-PT PPH PUK2IS UAJ memenuhi undangan. Ia mengungkapkan bahwa dengan pemaparan dan sharing knowledge yang dilakukan oleh PUI-PT PPH PUK2IS UAJ menjadikan PUI-PK Poltekkes Surabaya lebih percaya diri dalam melangkah dengan pengetahuan baru yang telah diperoleh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content