Bagian yang Hilang dari Kualitas Hidup Orang dengan HIV: Kesehatan Jiwa dan Psikologis

Foto Hanya Ilustrasi.

Sabtu siang (19/06), sebuah abstrak dengan tema orang dengan HIV dan kesehatan jiwa telah menyita perhatian publik kala dipresentasikan pada Asia Pacific AIDS Coinfection Conference 2021 (APACC 2021). Abstrak tersebut mempunyai judul asli “Missing Pieces of Quality of life in PWH: Psychological and Mental Health” dan ditulis oleh 7 orang peneliti asal Taiwan. Dalam presentasi abstrak, dijelaskan bahwa kemajuan dalam terapi antiretroviral sangat mengurangi angka kematian dan memperpanjang harapan hidup orang dengan HIV. Taiwan sendiri telah mencapai target pengobatan sebesar 90% di antara orang dengan HIV dan 94% orang dengan HIV mengalami penekanan jumlah virus. Namun, saat ini kurang tersedia data yang membandingkan kualitas hidup di antara orang dengan HIV dan populasi umum.

Atas dasar tersebut, studi ini dilakukan, sebuah studi cross-sectional menggunakan kuesioner anonim berbasis web yang diisi sendiri oleh pengguna web. 590 peserta menyelesaikan kuesioner terstruktur, yang mencakup Skala Penilaian Gejala Singkat (BSRS-5) dan WHO QoL-BREF. Data yang terhimpun kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif, sedangkan identifikasi faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup dinilai dengan menggunakan model regresi linier.

Dari pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Juni 2019 hingga Agustus 2021, tim peneliti mendaftarkan 131 populasi umum dan 459 orang yang hidup dengan HIV untuk terlibat dalam penelitian ini. Semua peserta berusia kurang dari 60 tahun, usia rata-rata untuk kelompok populasi umum adalah 35,2 tahun dan usia rata-rata untuk kelompok orang dengan HIV adalah 37,4 tahun.

Melalui analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa prevalensi beberapa komorbiditas (penyakit penyerta) lebih tinggi pada orang yang hidup dengan HIV dibandingkan dengan populasi umum, terutama mereka yang menggunakan lebih banyak pil untuk mengobati penyakit penyerta. Tekanan mental sedang atau berat terjadi pada 17,6% orang dengan HIV; populasi umum melaporkan skor BSRS-5 yang lebih rendah (4,49 vs 5,33, p=0,04). Orang yang hidup dengan HIV  memiliki skor yang secara signifikan lebih tinggi dalam domain fisik dan kemandirian (15 vs 13,99; 15,78 vs 13,68, p<.001) dibandingkan dengan populasi umum kecuali untuk domain psikologis, hubungan sosial dan spiritual. Meskipun jumlah skor kualitas hidup orang dengan HIV sedikit lebih tinggi dari populasi umum, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kualitas hidup di antara kedua kelompok (87,19 vs 86,76, p=0,71). Dengan regresi linier berganda, data menunjukkan bahwa kesehatan jiwa, pendidikan, hubungan pasangan, usia, pendapatan, pengobatan untuk kondisi komorbiditas, dan pengobatan untuk masalah kesehatan jiwa merupakan prediktor signifikan independen dari kualitas hidup.

Merangkum keseluruhan, kualitas hidup yang tinggi dan serupa telah diamati di antara orang yang hidup dengan HIV dan populasi umum di Taiwan. Perbandingan keduanya menunjukkan prevalensi  prevalensi gangguan kejiwaan berat pada orang yang hidup dengan HIV. Namun, temuan menunjukkan bahwa tekanan mental secara signifikan terkait dengan kualitas hidup yang rendah. Strategi peningkatan pelayanan kesehatan jiwa bagi penyandang disabilitas sangat dibutuhkan, terutama yang menyasar mereka yang memiliki komorbiditas depresi dan kecemasan.

Abstrak asli:

Missing Pieces of Quality of life in PWH: Psychological and Mental Health

Shih C1, Feng M2, Wu H3, Wang L4, Lu P5, Lin C6, Pan S1

1 National Taiwan University Hospital, Taipei, Taiwan

2 Kaohsiung Municipal Siaogang Hospital, Kaohsiung, Taiwan

3 Kaohsiung Medical University Hospital, Kaohsiung, Taiwan

4 Buddhist Tzu Chi General Hospital, Hualien, Taiwan

5 Kaohsiung Medical University Hospital, Kaohsiung, Taiwan

6 National Taiwan University Hospital, Yunlin Branch, Yunlin, Taiwan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content