The Power of Self-Testing: A Spotlight on Pandemic Response

Foto Hanya Ilustrasi.

[Seri Reportase AIDS Conference 2020]

Sesi ini merupakan diskusi panel yang bertujuan untuk membagikan pengalaman, pembelajaran, serta contoh penerapan HIV Self-Testing (HIVST) agar dapat memperbesar jumlah cakupan tes HIV. Cakupan jumlah tes merupakan salah satu kesenjangan pada kaskade layanan kesehatan HIV. Untuk menanggapi isu ini, dikembangan sebuah proyek dengan jangka waktu lima tahun di Afrika Selatan, STAR (Self-Testing Africa). Proyek ini bertujuan untuk menjawab permasalahan terbatasnya akses terhadap pemeriksaan status, serta membantu tercapainya target 90-90-90. Proyek STAR sendiri telah berhasil mendistribusikan dua juta test-kit kepada komunitas. Penggunaan self-testing juga dilakukan pada proyek lain yang melibatkan para pekerja tambang di Afrika Selatan. HIVST membantu mereka untuk memeriksakan status diri dan keluarga, sebab situasi kerja dengan mobilitas yang tinggi menghambat mereka untuk mengakses fasilitas kesehatan. HIVST terbukti telah dapat menjangkau lebih banyak orang.

Pada dasarnya, self-testing adalah salah satu upaya self-care untuk kesehatan reproduksi dan seksual. Layanan kesehatan seperti ART, PrEP, dan lainnya perlu diawali dengan tes. Penggunaan self-testing tentunya dapat menjangkau langsung setiap orang yang yang membutuhkan tes. Salah seorang panelis pun mengatakan bahwa penggunaan HIVST dapat mengubah dinamika antara sistem layanan kesehatan dengan penggunanya. Hal ini disebabkan pengguna dapat berperan untuk memberikan masukan, sehingga kebutuhan mereka pun dapat disuarakan. Meskipun demikian, para penelis sepakat bahwa harga test-kit yang tinggi, serta risiko untuk melakukan self-testing tanpa akses dukungan psikologis memang perlu menjadi perhatian. Tetapi, dengan berkembangnya teknologi kesehatan saat ini, bantuan konseling dari organisasi lokal atau pemanfaatan aplikasi kesehatan mental di telepon genggam dapat menjadi salah satu solusi.

HIVST sendiri merupakan suatu solusi yang dapat dimanfaatkan pada situasi Pandemi Covid-19. Saat ini banyak orang diharuskan menjaga jarak dengan orang lain, serta lebih sulit untuk mengakses fasilitas layanan kesehatan (fasyankes). Layanan kesehatan pun hampir sepenuhnya memberikan perhatian lebih kepada Covid. Self-testing dapat menjadi solusi untuk tetap menjaga angka tes. Hal ini perlu menjadi pertimbangan, mengingat salah satu panelis menyatakan bahwa selama Covid, CDC menunjukkan bahwa angka tes HIV di Amerika turun 50% sampai 70%. Oleh karena itu, situasi pandemi ini merupakan salah satu peluang yang baik untuk mengadvokasi HIVST sebagai salah satu upaya untuk membantu mengurangi beban fasyankes, serta memastikan bahwa individu yang akhirnya mengakses layanan kesehatan adalah mereka yang benar-benar membutuhkan bantuan.