Etnografi untuk Komunitas: Dari Cerita Lapangan ke Tulisan Bermakna

Lokakarya Etnografi Terbuka: Penulisan Etnografi. Bersama Geger Riyanto dari Universitas Indonesia. Kegiatan dilaksanakan pada 27 Agustus 2024, pukul 2 sampai 5 siang di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta. Di sebelah kiri foto adalah tiga partisipan sedang mengamati ukiran kayu manusia dari Papua yang dipajang di tangga.
Lokakarya Etnografi Terbuka

Lembaga komunitas dan organisasi masyarakat senantiasa ber-etnografi. Saatnya komunitas menuliskan cerita dan pengalaman lapangannya ke dalam tulisan etnografi.

Tentang Etnografi

Etnografi adalah prinsip untuk meneliti realitas sosial melalui partisipasi aktif dalam latar tempat dan masyarakat. Belakang ini, etnografi menjadi metodologi untuk banyak ilmu yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang manusia, masyarakat, dan kebudayaan. Pemahaman mendalam menjadi kunci untuk memahami situasi sosial dan pola budaya. Hal ini dilakukan melalui, metode kualitatif seperti observasi partisipan, wawancara, dan kajian tekstual.

Banyak organisasi masyarakat di Indonesia, sebenarnya telah melakukan praktik etnografi. Misalnya, penelitian berbasis komunitas mampu menghasilkan tulisan etnografi tentang suatu komunitas. Di sisi lain, penggunaan etnografi kini lumrah dalam berbagai disiplin ilmu. Dalam bidang kesehatan, misalnya, studi mengenai penyakit, pandemi, dan stigma menggunakan etnografi sebagai metode pengumpulan data dan penulisan.

Komunitas yang Ber-Etnografi

Lembaga komunitas dan organisasi masyarakat secara aktif merekam situasi sosial dan pola-pola budaya dalam kelompoknya. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan harian dan mendengarkan cerita sesama
sejawat memberikan mereka pemahaman mendalam terhadap kelompok masyarakat yang
berada di bawah organisasi tersebut.

Secara tidak langsung, organisasi masyarakat dan komunitas sebeneranya merekam situasi sosial kelompoknya. Aktivitas seperti, berada dalam kegiatan harian dan mendengarkan cerita adalah praktik etnografi. Hal ini, menjadikan mereka sebagai sumber informasi utama bagi peneliti luar dalam melakukan etnografi. 

Posisi organisasi masyarakat dengan peneliti luar seringkali timpang akibat dari relasi kuasa. Peneliti cenderung melihat komunitas sebagai kelompok lian yang berjarak dari realitas peneliti. Hal ini menempatkan kelompok pada posisi rentan akan eksploitasi dan eksklusi. Hasilnya, pemahaman mendalam tentang kelompok mereka sendiri digunakan oleh untuk kepentingan peneliti, tanpa adanya pelibatan atau informasi lebih lanjut atas hasil penelitian.

Dari Komunitas, oleh Komunitas, untuk Komunitas

Kini, jadi penting untuk perwakilan dari lembaga komunitas dan organisasi masyarakat menuliskan pengalamannya. Kerentanan terhadap eksklusi dan eksploitasi komunitas semakin marak seiring dengan ketidakterbukaan pihak luar dalam meneliti. Mempelajari etnografi bisa jadi alat untuk membentuk suara masyarakat, terutama bagi organisasi masyarakat yang sudah sering menjadi objek penelitian dan melakukan penelitian berbasis komunitas.

Bekerja sama dengan Jaringan Etnografi Terbuka, PPH UAJ mengadakan Lokakarya Etnografi Terbuka tentang prinsip dasar Penulisan Etnografi. Lokakarya ini menyasar perwakilan komunitas dengan keinginan dan komitmen tinggi untuk belajar menuliskan pengalamannya menjadi tulisan sederhan. Klik di sini untuk informasi dan pendaftaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content