Penulis: MPR UNIKA Atma Jaya
Jakarta, 4 Mei 2019 – #SahabatAtma tentu anda tahu aktifitas seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dan menerima tranfusi darah dari ODHA (orang dengan HIV/AIDS) adalah beberapa penyebab umum seorang dapat terjangkit virus HIV. Seperti namanya, virus ini hanya menyerang manusia dan sistem kekebalan tubuh manusia. Meski tidak langsung terasa, orang yang sudah terjangkit dengan virus HIV akan mengalami penurunan berat badan dan akan lebih rentan dengan berbagai penyakit (infeksi berulang).
Tapi tahu kah kamu kalau seseorang yang terinfeksi HIV rentan terhadap Infeksi Oportunistik (IO) dan Ko-infeksi? Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena daya tahan tubuh yang sangat buruk. Pada Jumat (3/5), dr. Abraham Simatupang, M. Kes., dalam kesempatan Friday Coffee Break: Lecture Series oleh Pusat Penelitian HIV/AIDS (PPH), menjelaskan bahwa sebenarnya IO dan Ko-Infeksi dapat dicegah perkembangannya sehingga tidak menjadi komplikasi berat.
Mungkin terdengar asing, apa itu Infeksi Oportunistik? Infeksi Oportunistik adalah kondisi terjadinya infeksi oleh patogen pada seseorang dengan kondisi imunitas tubuh yang melemah, salah satu contohnya pada orang dengan HIV. Kondisi itu diakibatkan menurunnya jumlah sel T sebagai salah satu sel pertahanan utama dalam tubuh yang diserang oleh virus HIV. Hal ini memungkinkan patogen lain dapat lebih mudah melawan sel-sel pertahanan tubuh. Beberapa kasus infeksi oportunistik menjadi sangat berbahaya pada orang dengan HIV karena dapat menyebabkan kematian akibat lemahnya daya tahan tubuh dan sulit melawan infeksi baru.
Menurut dr. Abraham, bentuk infeksi oportunistik dengan angka kejadian terbanyak pada pasien HIV adalah infeksi tuberkulosis, jamur candida atau candidiasis, pneumocystic pneumonia (PCP) serta infeksi toxoplasma. Pria yang juga berprofesi sebagai dosen pada salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta ini juga mengingatkan bahwa ODHA perlu kenal betul tiap gejala-gejala awal infeksi oportunistik ini, sehingga dapat memberikan penanganan dini yang tepat sebelum terjadi komplikasi.
dr. Abraham Simatupang, M.Kes., mengajak peserta untuk mengenal gelaja infeksi oportunistik sehingga tidak menjadi komplikasi serius.
“Seseorang yang positif terkena HIV memang memiliki ketahanan tubuh yang rentan infeksi, terutama tuberculosis dan jamur candida. Terpenting, kenali gelaja-gejala awalnya serta lakukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendeteksi infeksi oportunistik pada HIV sehingga tidak berkelanjutan menjadi komplikasi serius,” tutur dr. Abraham.
Satu kondisi lain yang juga kerap kali menyertai ODHA ialah ko-infeksi. Ko-Infeksi atau Infeksi simultan terjadi karena patogen virus. Infeksi virus Hepatitis A, Hepatitis B dan Hepatitis C merupakan beberapa contoh ko-infeksi pada ODHA. Sama seperti infeksi oportunistik, kondisi melemahnya imunitas tubuh menjadi faktor resiko utama penyebab terjadinya ko-infeksi.
Lantas langkah apa yang harus dilakukan untuk menekan angka resiko infeksi di atas? Tindak pencegahan merupakan poin utama yang perlu dilakukan untuk meminimalisir resiko infeksi oportunistik dan ko-infeksi. Rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, mencuci bahan makanan dan memasak hingga matang, memakai alat perlindungan diri dari infeksi seperti sarung tangan dan masker terutama saat beraktivitas diluar ruangan, hingga melakukan seks aman dengan alat perlindungan seperti kondom adalah sedikit dari banyak hal yang dapat membantu menurunkan resiko komplikasi.
Bagi anda yang memiliki sudah aktif secara seksual atau menggunakan alat suntik tidak steril, ada baiknya untuk memeriksakan diri lebih dini atau mungkin dapat mengkonsimsi PrEP (Profilaksis). Tidak ada salahnya bukan? Dengan punya kesadaran diridapat menolong, bukan hanya agar diri sendiri agar menerima perawatan yang layak, tapi lebih pada bentuk kasih agar orang-orang terdekat di sekitar kita tetap terlindungi. Demikian dengan orang dengan HIV/AIDS, amat dianjutkan agar tetap rutin memeriksakan diri agar tetap mengetahui status HIV dalam dirinya. Juga tanpa henti mengkonsumsi obat yang diberikan seperti anti retroviral (ARV). Ingat sobat peduli, HIV is not a death sentence! (HCR)
Dapatkan materinya dengan klik tombol unduh di bawah ini.
artikel ini dimuat di https://www.atmajaya.ac.id/web/Konten.aspx?gid=highlight&cid=AYO-KENALI-INFEKSI-OPORTUNISTIK-DAN-KO-INFEKSI