Pencegahan dan Penanganan HIV dan AIDS

Penulis: MPR UNIKA Atma Jaya

Jakarta, 31 Maret 2019 – Halo Sobat Peduli! Tahukah kamu, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2017, kelompok usia mahasiswa merupakan kelompok dengan angka penularan HIV tertinggi kedua di Indonesia, lho!

Fakta tersebut menjadi salah satu dasar yang mendorong Pusat Penelitian HIV/ AIDS (PPH), untuk mendorong terlaksananya pendidikan dan pengembangan masyarakat berbasis HIV-AIDS secara interdisipliner dan terpadu. PPH selalu percaya bahwa misi mereka akan dapat mendorong Indonesia mengarah pada pengembangan kebijakan kesehatan terkait HIV-AIDS yang lebih baik. Hal itu juga menjadi semangat untuk mengadakan Lecture Series lalu (Jumat, 29 Maret 2019).

Seri Friday Coffee Break (FCB) kali ini diisi dengan Lecture Series oleh PPH, yang mengangkat tema besar “Paham dan peduli HIV/ AIDS”. Seminar perdana Jumat lalu (29/3), berfokus pada tema “HIV: Penularan dan Pencegahan”. Melalui acara ini, PPH ingin mengedukasi masyarakat, khususnya mahasiswa, mengenai seberapa pentingnya untuk memahami penyebab seorang dapat tertular dengan HIV, juga lingkungan seperti apa yang dapat mendukung perkembangan Human Immunodeficiency Virus (HIV).

dr. Alegra Wolter, yang didaulat untuk menjadi narasumber pada seri perdana ini, memberikan penjelasan yang amat jelas dan lugas kepada peserta yang tidak hanya dari kalangan mahasiswa tapi juga anggota masyarakat lain yang memiliki ketertarikan dengan topik HIV. Seperti seorang wanita alumni Universitas Parahayangan, Emma, mengaku bahwa pemahaman soal HIV tidak begitu dalam. Emma berujar bahwa mendengar ada seminar ini ia meluangkan waktu dan ikut hadir, “Saya pikir kenapa tidak ikut, karena infonya pasti berguna untuk saya dan yang lain,” ujarnya.

Dalam presentasinya, dr. Alegra menyebutkan beberapa hal seperti tahapan awal ketika seseorang dinyatakan terinfeksi HIV, apa yang terjadi selama HIV menyebar hingga akhirnya menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Dokter yang akrab disapa Ale juga sempat membahas mengenai PrEP (Profilaksis) yang dapat dikonsumsi seorang HIV Negatif agar tercegah dari penularan HIV.

Sayangnya, beberapa fasllitas yang diharapkan akan sangat membantu penyebaran dan pencegahan HIV di Indonesia belum dapat disebut layak, atau masih kurang untuk membantu baik HIV positive atau negative. Salah seorang peserta, Michael, pun sangat menyayangkan fakta tersebut, “Ternyata kesediaan untuk treatment di Indonesia sendiri masih kurang banget dari fasilitas yang ada, seperti tadi obatnya harus ada yang impor dari negara lain,” ujarnya.

 Meski demikian, dr. Alegra juga mengingatkan bahwa semua orang bertanggung jawab untuk membantu menekan angkat penyebaran dan membantu HIV Positif agar mendapat kesempatan hidup. Ia memberikan perhatian pada anak dari HIV Positif, bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk tidak terinfeksi, asal mendapat penanganan yang tepat, “Semisal punya teman yang sedang hamil dan positif HIV, kita harus merekomendasikan agar segera mengakses fasilitas kesehatan. Karena itu sangat beresiko untuk bayi. Setiap anak memiliki hak untuk hidup sehat bukan?,” ujar dr. Alegra.

Diluar segala kekhawatiran mengenai HIV dan fasilitas yang belom maksimal di Indonesia, peserta seri perdana sore itu terlihat yang puas dengan semua penjelasan yang diberikan oleh dr. Alegra Wolter. Nah sahabat Atma, mari kita ikut peduli dengan HIV/AIDS! Demi masa depan yang lebih baik! (HCR)


Artikel ini dimuat di https://www.atmajaya.ac.id/web/Konten.aspx?gid=highlight&cid=LECTURE-SERIES-PPH-HIVAIDS-Pencegahan-dan-Penanganan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content