Program rehabilitasi narkotika di lapas sebaiknya mencakup modalitas lain selain therapeutic community (TC). Salah satu pendekatan yang menjadi pertimbangan alternatif adalah Motivational Interviewing (MI) di lapas.
Apa itu Motivational Interviewing
Motivational interviewing adalah metode konseling berbasis kilen dalam membahas masalah umum terkait kekhawatiran klien untuk melakukan perubahan perilaku. Miller dan Rollnick (dalam Jones-Smith, 2016) mendefinisikan MI secara teknis sebagai:
“Metode komunikasi kolaboratif dan berbasis tujuan yang berfokus pada pembahasan terkait perubahan. Metode ini bertujuan untuk memperkuat motivasi pribadi dan komitmen untuk mencapai perubahan perilaku, dengan memunculkan dan mengeksplorasi argumen individu sendiri untuk berubah”.

Kenapa menggunakan MI di lapas?
MI menyeimbangkan posisi konselor dengan klien, mengurangi beban konselor sebagai penentu pemulihan, dan meningkatkan kepekaan terhadap kebutuhan klien untuk berubah.
MI mencoba membuat hubungan antara konselor dan klien yang setara. Pada konteks lapas, WBP tidak lagi dipaksa secara otoriter untuk berubah. Posisi klien, yaitu WBP adalah individu yang turut merancang dan melakukan perubahan secara aktif.
Pada dasarnya, MI adalah tentang menghormati otonomi individu, mengedepankan kesejahteraan, dan kolaborasi sebagai mitra untuk mencapai perubahan. Prinisip ini membuat MI dapat mengubah pendekatan otoriter yang umumnya identik dengan lapas (Bogue & Nandi, 2012). Keterampilan mendengarkan aktif dapat membantu petugas dalam menggali informasi di lapas. Informasi tersebut kemudian dapat menjadi bahan pertimbangan utama untuk berbagai pengambilan keputusan.
Bagaiman hasil intervensi MI kepada WBP lapas?
Rehabilitasi napza dengan MI menunjukkan potensi efektivitas. Dari aspek tata laksananya, MI dapat meningkatkan kualitas hidup warga binaan yang menjadi peserta. Namun, peningkatan ini juga perlu memperhitungkan lingkungan atau iklim lapas di lokasi rehabilitasi tersebut terjadi.
MI mampu memberikan ruang kepada WBP untuk mengeksplorasi kesulitan, menyusun strategi, dan melaksanakan solusi atas masalahnya. Di sisi lain, petugas lapas dapat mengenali dan memantau perubahan WBP karena telah menjalin hubungan terapeutik antara klien dan konselor.
Motivational interviewing menjadi pendekatan yang tepat untuk menghasilkan perubahan yang berkualitas pada WBP.
Temuan lain dari Motivational Interviewing
Penggunaan kedua modalitas TC dan MI dapat menciptakan kualitas hidup WBP yang lebih baik di lapas. Pendekatan TC menekankan komunitas sebagai sumber kekuatan untuk memperoleh bantuan. Pendekatan TC memiliki lebih banyak aktivitas kelompok untuk WBP berinteraksi satu sama lain. Di sisi lain, pendekatan MI memberikan ruang personal kepada WBP untuk menelusuri kesulitan pribadi. Tersedianya ruang personal menghasilkan solusi dan tindakan perubahan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan WBP.
Kualitas hidup WBP juga ditentukan oleh variasi iklim lingkungan lapas. Prinsip pendekatan MI yang menghargai otonomi, kesejahteraan, dan kolaborasi dapat membuat lingkungan lapas lebih baik. Studi ini faktor yang meningkatkan kualitas lingkungan lapas, seperti hubungan dengan petugas dan sesama WBP, keamanan, fasilitas, kontak dengan dunia luar, kegiatan bermakna, serta otonomi.

Study Report is also available in English. Click here for more.