Analisis Biaya Program Pengendalian Hepatitis C dalam Rangka Rencana Aksi Nasional Pengendalian Hepatitis Virus tahun 2020-2024

2021

* Dokumen dalam Bahasa Indonesia

Ringkasan Eksekutif

Kesenjangan yang bermakna antara target pengendalian Hepatitis C dan tingginya beban penyakit tersebut di masyarakat Indonesia tercermin dalam Rencana Aksi Nasional Pengendalian Hepatitis C tahun 2020-2024. Keputusan untuk menentukan target yang kurang agresif ini barangkali merupakan refleksi atas keterbatasan pembiayaan dari pemerintah bagi pengendalian hepatitis C secara meluas. Untuk itu, menjadi penting untuk melakukan evaluasi ekonomi agar bisa mengetahui biaya keseluruhan yang dibutuhkan untuk menjalankan RAN dan mencapai eliminasi 2030, menentukan dampak kesehatan yang diharapkan, mengukur efektivitas biaya, dan mengidentifikasi potensi penghematan ke sektor kesehatan dalam menerapkan RAN tersebut. Analisis ini diharapkan bisa memberikan rekomendasi perencanaan program yang lebih terperinci dan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pengendalian hepatitis C. Evaluasi ekonomi ini juga akan memungkinkan bagi pemegang program untuk mempengaruhi keputusan penganggaran dan pembiayaan oleh Pemerintah agar upaya pengendalian ini bisa diintegrasikan ke dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional. Meluasnya akses untuk pencegahan dan pengobatan bisa mendorong tercapainya ekuitas yang lebih tinggi dalam akses kesehatan.

Dalam konteks keterbatasan sumber daya yang ada saat ini, pertanyaan pokok yang perlu dijawab adalah prioritas apa saja yang perlu dilakukan agar target RAN pengendalian hepatitis C ini bisa dicapai untuk mewujudkan target eliminasi hepatis C pada tahun 2030? Secara khusus pertanyaan yang yang lebih operasional adalah sebagai berikut:

  1. Berapa besar biaya dan untuk upaya apa saja yang diperlukan untuk melaksanakan RAN Pengendalian HepC selama lima tahun ke depan dan berapa yang dibutuhkan jika ingin mencapai eliminasi pada 2030?
  2. Apakah biaya keseluruhan dari pengendalian HepC akan terjangkau oleh Pemerintah? Prioritas apa saja yang harus dipilih oleh pemerintah yang bisa mengurangi biaya secara bermakna tetapi tetap memiliki dampak di dalam pencapaian target RAN atau eliminasi?
  3. Apa dampak yang mungkin terjadi dengan upaya yang dilakukan tersebut pada morbiditas atau mortalitas terkait dengan dengan Hepatitis C ini?
  4. Apakah program pengendalian HepC akan hemat secara biaya? Apakah pada akhirnya upaya ini akan memberikan penghematan bagi uang pemerintah akibat dari berkurangnya pengeluaran untuk mengobati penyakit ini?

Perhatian sub-direktorat Hepatitis dan GTID Kementerian Kesehatan untuk pembiayaan Rencana Aksi Nasional Pengendalian Hepatitis C adalah menjawab pertanyaan yang sangat penting yaitu dalam konteks keterbatasan sumber daya yang ada saat ini, prioritas apa saja yang perlu dilakukan agar target RAN pengendalian hepatitis C ini bisa dicapai untuk mewujudkan target eliminasi hepatis C pada tahun 2030. Secara ideal, dengan memperhatikan perkembangan model evaluasi ekonomi program hepatitis C khususnya pada tingkat nasional dari literatur yang telah dikaji, maka perhitungan pembiayaan Rencana Aksi Nasional pengendalian Program Hepatitis C bisa menggunakan pendekatan investment case. Selain bisa menjawab pertanyaan pokok di atas, pendekatan ini bisa digunakan untuk memperkirakan manfaat klinis, sosial, dan keuangan untuk mengejar target RAN 2020-2024 dan eliminasi Hepatitis C. Hasil analisis ini akan memungkinkan untuk digunakan sebagai bukti untuk melakukan advokasi dan memobilisasi sumber daya bagi penyelenggaraan program ini.

Meski memiliki potensi manfaat yang besar dengan melaksanakan investment case untuk RAN 2020-2024, analisis investment case ini hanya bisa dilakukan jika tersedia waktu yang cukup longgar karea kerumitan di dalam persiapan dan proses analisisnya. Penggunaan metode ini perlu mempertimbangka penentuan target untuk RAN pengendalian hepatitis C ini mengingat target yang disusun secara eksplisit belum mempertimbangkan konteks eliminasi hepatitis C pada tahun 2030. Perhitungan biaya dengan memperhatikan konteks target eliminasi akan cukup signifikan mempengaruhi skenario-skenario yang bisa dikembangkan baik untuk lima tahun pertama atau scenario untuk mencapai target RAN 2020-2024 atau mewujudkan eliminasi pada tahun 2030.

Untuk merespon kebutuhan untuk melakukan analisis yang memadai dan mempertimbangkan waktu yang tersedia maka diusulkan untuk mengajukan rancangan analisis biaya programatik untuk pengendalian hepatitis C dari RAN 2020-2024. Analisis biaya programatik yang merupakan bagian pertama dari tahapan investment case. Analisis biaya adalah salah satu dari empat jenis evaluasi ekonomi (tiga lainnya adalah analisis biaya- manfaat, analisis efektivitas biaya, dan analisis biaya-utilitas). Meski demikian analisis biaya diharapkan bisa membandingkan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan yang ada di dalam RAN 2020-2024 dalam konteks mencapai target eliminasi 2030 dengan biaya jika melakukan upaya pengendalian seperti yang saat ini dilakukan (status quo). Selain itu, analisis biaya program juga diharapkan bisa menghasilkan rencana pembiayaan yang tepat untuk mengatasi kesenjangan yang telah diketahui saat ini. Hasil akhir dari analisis biaya program memberikan total biaya program atau biaya rata-rata. Dengan melihat tujuan seperti ini maka hasil analisis biaya program bisa digunakan pada langkah evalusi ekonomi yang lebih kompleks yaitu analisis efektivitas biaya dalam pendekatan investment case untuk pengendalian hepatitis C.

Executive Summary

A significant gap between target of hepatitis C control and the high burden of the disease in Indonesian is reflected in the National Action Plan (NAP) for Viral Hepatitis Control 2020-2024. The decision to set a less aggressive target may be related to the limited funding of the government to scale up the hepatitis C control. However, in order to understand this gap and its implication on the cost for implementing the program, it is crucial to conduct economic evaluation as an analysis to assess the overall cost needed to implement the NAP in the context of hepatitis C elimination by 2030; to determine the health impacts; to measure cost effectiveness of the action plan; and to identify potential savings for the health sector. This analysis is expected to provide recommendations of more detailed program planning and in accordance with the need to achieve the goals of hepatitis C control. Improving access to prevention and treatment is a key strategy to achieve equity in health access.

In the context of limited resources, the main question is what priorities need to be made in order to achieve the NAP target and in the longer run, can these efforts contribute to achieve the target of hepatic C elimination by 2030? In particular, the more operational questions are as follows:

  • How much and what will it cost to implement the NAP for hepatitis C control over the next five years and how much will it take if we plan to eliminate hepatitis C by 2030?
  • Will the overall costs of controlling hepatitis C be affordable to the government? What priorities should the government choose that can reduce costs significantly but still have an impact on achieving the NAP target or elimination?
  • What impact might these efforts have on the morbidity or mortality associated with hepatitis C?
  • Will hepatitis C control programs be cost-effective? Will this effort ultimately provide savings for government as a result of reduced spending to treat the disease?

Ideally, by taking into account the development of an economic evaluation model for the hepatitis C program at the national level as identified from the previous literature review, the various questions above can be responded by conducting an economic evaluation using the investment case approach. In addition to being able to answer the questions above, this approach can be used to estimate the clinical, social and financial benefits of pursuing the NAP targets and eliminating hepatitis C. The results of the analysis will also allow it to be used as evidence for advocacy and mobilizing resources for program implementation.

Even though it has great potential benefits by implementing the investment case for the NAP for Viral Hepatitis Control 2020-2024, this investment case analysis may only be done if there is sufficient time due to the complexity in the preparation and analysis process. The use of this method needs to take into account revisiting the NAP target in order to be in line with the hepatitis C elimination by 2030. Calculating cost of the NAP taking into account the context of elimination targets will significantly affect the scenarios that can be developed for the first five years to achieve the NAP target or achieve elimination by 2030.

To respond to the need for an adequate analysis and to consider the available time, a programmatic cost analysis design is proposed. Programmatic cost analysis is the initial work of the investment case steps. Cost analysis is one of four types of economic evaluation (the other three are cost-benefit analysis, cost-effectiveness analysis, and cost-utility analysis). Cost analysis is expected to be able to compare the costs required to implement the NAP with the costs of current program (status quo). In addition, the analysis of program costs is also expected to produce the proper financing plan to address the gaps that are currently known. The final result of the analysis gives the total program cost or average cost. The results of program cost analysis can be used in a more complex economic evaluation, such as the cost effectiveness analysis as part of the investment case approach.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download

Analisis Biaya Program Pengendalian Hepatitis C dalam Rangka Rencana Aksi Nasional Pengendalian Hepatitis Virus tahun 2020-2024

Skip to content