Motivational Interviewing sebagai Modalitas Alternatif dalam Program Rehabilitasi Narkotika

2021

* Dokumen dalam Bahasa Indonesia

Program rehabilitasi narkotika di lapas sebaiknya mencakup modalitas lain selain therapeutic community (TC). Salah satu pendekatan yang menjadi pertimbangan alternatif adalah Motivational Interviewing (MI). 

Bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), PPH UAJ melakukan penelitian implementasi untuk mengembangkan pedoman MI sebagai modalitas alternatif dalam penyelenggaraan rehabilitas sosial di lapas. 

Pendahuluan

Penelitian ini menunjukkan bahwa MI dapat membantu mengurangi keinginan menggunakan narkotika dan perilaku berisiko, seperti penggunaan narkoba suntik. MI bisa menjadi alternatif dalam rehabilitasi sosial karena lebih fleksibel dan adaptif dengan sumber daya yang tersedia di masing-masing lapas.

Pendekatan MI membutuhkan lebih sedikit sumber daya. Sementara TC memerlukan petugas tambahan, fasilitas, dan berbagai kegiatan kelompok, MI lebih fokus pada konselor yang berinteraksi langsung dengan WBP (warga binaan pemasyarakatan). Konselor yang terlatih dalam MI memainkan peran penting dalam keberhasilan program. Intervensi menghasilkan pedoman pelaksanaan MI untuk rehabilitasi sosial di UPT Pemasyarakatan, melalui uji coba di dua lapas.

Hasil Studi

MI dan TC sama-sama dapat meningkatkan kualitas hidup WBP. Namun, data menunjukkan bahwa WBP yang mengikuti MI cenderung memiliki peningkatan skor lebih tinggi. Studi ini menunjukkan bahwa rehabilitasi napza dengan MI menunjukkan potensi efektivitas. Dari aspek tata laksananya, MI dapat meningkatkan kualitas hidup warga binaan yang menjadi peserta. Peningkatan ini juga perlu memperhitungkan lingkungan atau iklim lapas di lokasi rehabilitasi tersebut terjadi.

Peningkatan kualitas hidup peserta MI pada awal dan akhir terapi cenderung lebih tinggi daripada pada peserta rehabilitasi yang menggunakan pendekatan TC. Secara tata kelola, penerapan MI ke dalam rehabilitasi napza lebih sederhana dari sisi penyediaan sumber daya dan waktu dengan hasil peningkatan kualitas hidup. Pada aspek psikologis dan lingkungan, sementara WBP yang mengikuti TC lebih unggul dalam aspek hubungan sosial. Kualitas hidup WBP juga dipengaruhi oleh iklim lingkungan lapas, seperti hubungan dengan petugas, keamanan, dan kegiatan bermakna. Ini menunjukkan bahwa program rehabilitasi, baik TC maupun MI, harus mempertimbangkan kondisi lingkungan lapas untuk mencapai hasil yang optimal.

Tentang Studi Implementasi Motivational Interviewing

Studi Implementasi dalam mengembangkan pedoman Motivational Interviewing (MI) ebagai modalitas alternatif dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial di lapas. Studi ini mendapat dukungan dari MAINline dan Ditjenpas, Kemenkumham.

Tim Peneliti: Made Diah Pitaloka Negara; Gaby Gabriela Langi; Yohanes Gentar; Devika; Nidia Muryani; Ignatius Praptoraharjo; Hetty Widiastuti; Astia Murni.

Studi ini juga menghasilkan dua dokumen lainnya, yaitu Modul Pelatihan: Motivational Interviewing pada Layanan Rehabilitasi Sosial di Lembaga Pemasyarakatan dan Pedoman Pelaksanaan: Sesi Motivational Interviewing pada Layanan Rehabilitasi Sosial di Lembaga Pemasyarakatan. Hubungu kami untuk mempelajari lebih lanjut.

All documents for this study is available in Bahasa Indonesia and English. Access the Study Report in English here.

Only available in Indonesian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download

Motivational Interviewing sebagai Modalitas Alternatif dalam Program Rehabilitasi Narkotika