Vaksin: Sebuah Tantangan

2020

Foto Hanya Ilustrasi.

Sejarah vaksin yang diukir Edward Jenner sebagai “Bapak Imunologi” pada akhir abad ke-18 telah menjadi gebrakan yang kemudian memberikan kontribusi besar pada bidang medis di seluruh dunia. Pada konteks kesehatan masyarakat, manfaat vaksin modern tidaklah dipertanyakan lagi karena terbukti efisien dan efektif. Laju penularan penyakit menular dapat ditekan dan jumlah kasus infeksi dapat berkurang secara signifikan. Perannya pun semakin bermakna saat pengobatan konvensional seperti antibiotik dan antivirus tidak 100% efektif melawan suatu penyakit, seperti pada halnya HIV. Namun, sangat disayangkan bahwa proses pengembangan vaksin bukanlah hal yang sederhana dan memerlukan waktu yang relatif lama. Hal ini lah yang kemudian membuat klinisi serta peneliti tidak dapat membuat vaksin untuk setiap penyakit menular.

Selama setengah tahun 2020, dunia telah dihebohkan dengan merebaknya Covid-19 dan tenaga medis dari peneliti hinggi praktisi berlomba-berlomba mengembangkan bentuk penanganan yang paling efektif untuk melawan penyakit tersebut. Berbagai macam jenis antivirus dan obat yang tersedia beserta kombinasinya pun telah diuji kemampuannya namun belum ada yang sepenuhnya efektif melawan Covid-19. Ketidakpuasan ini pun menyisakan vaksin sebagai salah satu harapan di garis depan perlawanan terhadap virus tersebut. Tetapi perlu diingat kembali bahwa proses pengembangan vaksin tidak lah instan. Setidaknya ada 3 fase krusial dalam uji klinis pada manusia yang perlu dilalui, dimana kemanjuran (efficacy), manfaat, serta keamanan kandidat vaksin diujikan pada banyak relawan hingga dapat memperoleh izin untuk manufaktur skala besar.

Hingga Agustus 2020, telah ada setidaknya 165 kandidat vaksin Covid-19 dan 30 diantaranya telah menjalani uji klinis pada manusia. Indonesia tentunya juga ikut terjun dalam usaha pengembangan vaksin dan telah menggandeng beberapa lembaga medis internasional sebagai upaya mempercepat pengembangan. Namun, kendala tentunya tidak dapat dipungkiri dalam perjuangan ini. Keamanan menjadi isu nomor satu dalam proses pembuatan vaksin dan ilmuwan harus dapat memastikan bahwa vaksin tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Karakteristik imunologis SARS-CoV-2 sebagai virus baru yang belum sepenuhnya dipahami juga menjadi tantangan tersendiri, padahal aspek imunologi merupakan hal yang esensial dalam pembuatan vaksin. Hal ini pun berujung pada kendala lainnya yaitu masih banyak uji pre-klinis pada hewan yang hasilnya kurang baik sehingga masih membutuhkan kajian imunologi yang lebih mendalam.

Di luar kendala teknis, isu politik serta sosial juga berpotensi untuk muncul saat vaksin telah hadir. Isu politik yang telah bergulir sejak pengembangan vaksin-vaksin sebelumnya adalah, apakah semua negara memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan vaksin? Kejadian serupa telah terjadi saat flu burung melanda Indonesia dan Indonesia sebagai tempat virus merebak malah tidak menjadi prioritas penerima vaksin. Kemudian penerimaan masyarakat terhadap vaksin juga menjadi masalah karena kelompok-kelompok tertentu bisa saja menolak vaksin dengan berbagai macam alasan. Persoalan-persoalan tersebut lah yang tentunya juga tidak boleh lepas dari pandangan pemangku kepentingan.

Covid-19 diprediksi akan berada di bumi untuk waktu yang lama dan vaksin menjadi harapan yang cukup menjanjikan dalam upaya perlawanan. Meski demikian, pemerintah di berbagai belahan dunia tetap harus gamblang dalam membuat serta menegaskan protokol kesehatan masyarakat agar memperlambat penyebaran virus. Menjadi keinginan miliaran orang untuk bisa melihat virus berbahaya ini dapat dihentikan dan pastinya semua orang memiliki peran serta tanggung jawabnya masing-masing dalam menjaga kesehatan demi menghambat laju infeksi, sembari menunggu intervensi yang paling efektif untuk menyelesaikan pandemi ini.

Referensi:

Jonathan Corum, Denise Grady, Sui-Lee Wee, & Carl Zimmer. 2020. Coronavirus Vaccine Trackerhttps://www.nytimes.com/interactive/2020/science/coronavirus-vaccine-tracker.html. (12 Agustus 2020).

Husada, Dominikus. 2020. Menunggu Vaksin Covid-19. Jakarta: Kompas Harian. (4 Juli 2020)

Melief, C. J. M., van Hall, T., Arens, R., Ossendorp, F., & van der Burg, S. H. (2015). Therapeutic cancer vaccines. The Journal of Clinical Investigation, 125(9): 3401-3412. doi: 10.1172/JCI80009

The Jenner Museum. 2009. Edward Jenner & Smallpoxhttps://web.archive.org/web/20090628230753/http://jennermuseum.com/sv/smallpox2.shtml. (10 Agustus 2020)

Disclaimer: Tulisan ini mewakili opini penulis dan tidak menggambarkan opini dan sikap Pusat Penelitian HIV Atma Jaya.

Only available in Indonesian

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Download

Vaksin: Sebuah Tantangan

Skip to content