Konselor sebaya memiliki peran penting dalam memberikan konseling kesehatan mental yang relevan untuk kelompok dengan umur tertentu. Konseling dengan seseorang yang seumuran dapat menawarkan rasa percaya dan mampu memahami masalah dengan lebih mudah. Hal ini berbeda jika melakukan konseling dengan orang yang memiliki jarak umur yang berbeda jauh.
Masa remaja merupakan tahap perkembangan hidup yang kompleks dan penuh dengan gejolak emosional. Perkembangan kognitif, biologis, psikologis, emosi, dan sosial terjadi bersamaan dalam pembentukan identitas diri dalam masa remaja. Dengan adanya ekspektasi dan tekanan sosial, masa remaja menjadi masa yang penuh tantangan. Kehadiran konseling sebaya untuk remaja merupakan hal yang penting dalam layanan kesehatan mental bagi remaja.
Sebagai konseling sebaya, mereka membutuhkan pengetahuan untuk bisa mengelola emosi mereka terlebih dahulu. Pada dasarnya, mendengarkan cerita-cerita dari klien dapat membuat mereka mengalami trauma sekunder. Meskipun menghadapi seseorang yang sebaya, risiko untuk terpapar trauma sekunder akan tetap ada.
Dalam menghadapi ini, PPH UAJ mengisi sesi dalam Peningkatan Kapasitas Konselor Sebaya oleh Forum Genre Kabupaten/Kota dan PIK-R Se-Bali bertajuk “Membuat Asa Menuju Cahaya”. Gracia Simanullang mengisi materi tentang Peran Konselor Sebaya dalam Menciptakan Definisi Sehat yang Holistik. Peningkatan Kapasitas ini dilaksanakan pada 20-21 Mei 2025 yang dihadiri oleh seluruh peserta konselor sebaya dari Forum Generasi Berencana Provinsi Bali.
Gracia memaparkan beberapa materi yang membantu para konselor sebaya memahami kembali pentingnya peran mereka dalam kesehatan mental remaja. Materi yang diberikan mencakup: pengertian sehat mental, faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, masalah kesehatan yang dialami remaja/dewasa muda termasuk stress, kecemasan, dan depresi beserta tahapannya, serta memberikan beberapa tips dan metode dalam mengelola stress.