PPH UAJ turut hadir untuk menyapa Wakil Menteri Diktisaintek, Prof. Stella Christie A.B. Ph.D pada Talkshow dan Pameran Poster Transformasi P2M UAJ menuju Universitas Riset. Gracia Simanullang menjadi salah satu narasumber dalam talkhsow dan PPH UAJ mendirikan booth dan memamerkan beberapa poster penelitian.
Sebagai pusat penelitian yang aktif di Unika Atma Jaya, PPH UAJ menyampaikan aspirasi dan harapan untuk mewujudkan visi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya sebagai universitas riset. Talkshow dihadiri oleh Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana. Sp.S(K), Dr. Wisnu Wiradhany, S.Psi., M.A. sebagai moderator, Dr. iur. Sih Yuliana Wahyuningtyas, S.H., M.Hum sebagai host. Selain Gracia Simanullang Ph.D, Cathleen Rebecca, S.Farm. dan Ir. Rianita Pramitasari, S.T.P., M.Sc. juga menjadi narasumber.
Talkshow dan Pameran Poster dilaksanakan pada 26 Maret 2025 di Ballrom Y15, Kampus Semanggi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Actionable Knowledge: Dari Riset menjadi Praktik
Riset seharusnya tidak hanya sampai pada laporan dan artikel terpublikasi. Dalam paparannya, Gracia Simanullang menjelaskan pentingnya riset sebagai basis untuk pengetahuan, advokasi, dan kebijakan publik. Sejak 2007, PPH UAJ telah menjalankan berbagai penelitian dan program intervensi untuk peningkatan kapasitas (pemberdayaan) orang yang hidup dengan HIV, khususnya pengguna napza, anak, dan kelompok marjinal lainnya. Melalui contoh proyek KIOS Atma Jaya, Lentera Anak Pelangi dan YES I Can!, PPH melihat peluang untuk memanfaatkan penelitian menjadi sebuah kebijakan publik dan layanan kesehatan untuk kelompok target. Penelitian perlu memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Upaya ini memerlukan mekanisme yang solid untuk mentransformasi hasil riset menjadi program dan kebijakan yang berbasis bukti (evidence-based policy).
Untuk mencapai transformasi riset menjadi pengetahuan praktis, terdapat 3 komponen utama. Pertama adalah riset berbasis bukti. Penelitian dilakukan dengan menemukan akar masalah dan solusi yang tepat berdasarkan data ilmiah. Kedua adalah pengembangan program dan kebijakan. Komponen ini menitikberatkan pada pengembangan program yang dapat diterapkan dan diterima oleh masyarakat. Ketiga adalah jaminan kualitas. Penelitian perlu memastikan bahwa program dapat berkelanjutan dan inklusif.

Tantangan dalam Transformasi Riset
Tidak mudah untuk melakukan transformasi riset menjadi pengetahuan praktik kepada masyarakat. Iklim riset di Indonesia masih belum ideal untuk mendorong pengathuan, advokasi, dan kebijakan berbasis bukti. Khususnya untuk isu HIV dan kesehatan masyarakat, terdapat 3 tantangan utama. Pertama adalah menurunnya pendanaan internasional untuk penelitian HIV, terbatasnya dukungan domestik untuk program berbasis komunitas, dan kebutuhan akan komitmen jangka panjang dan keberlanjutan pendanaan.
Dalam kesempatan ini, Gracia mengharapkan perbaikan struktural oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI. Gracia menawarkan kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan komunitas. Kolaborasi ini adalah faktor utama yang dapat mendorong transformasi riset menjadi aksi nyata yang berdampak baik untuk masyarakat.
Booth PPH UAJ
Selain membahas tentang transformasi riset, PPH UAJ juga menampilkan poster penelitian di Booth Pusat Riset. PPH UAJ menampilkan 3 poster yang sebelumnya telah ditampilkan pada AIDS 2024 – The 25th International AIDS Conference. Tiga poster tersebut adalah…
Model of Voluntary Medical Male Circumcision (VMMC) in Papua, Indonesia

Ketiga poster penelitian ini merupakan upaya PPH UAJ dalam transformasi riset menjadi pengetahuan praktis. Ketiga poster membahas tentang program-program yang telah terlaksana bersama dengan komunitas, dan untuk komunitas tersebut. Program di atas menjadi bukti bahwa riset tidak hanya menjadi laporan penelitian dan tulisan, melainkan juga suatu program, advokasi, tindakan yang berdampak baik kepada masyarakat.