Isu kesehatan jiwa belum menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Hal tersebut, tercermin dengan absennya penanganan masalah kesehatan jiwa sebagai salah satu capaian RPJMN 2015-2019. Padahal, data menunjukkan bahwa permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia membutuhkan tindaklanjut konkret.
Penanganan masalah kesehatan jiwa seharusnya aksesibel oleh seluruh masyarakat. Untuk itu, kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan jiwa di puskesmas menjadi penting.
Beberapa studi tersedia tentang aspek-aspek penting dalam layanan kesehatan jiwa di tingkat primer. Aspek-aspek tersebut di antaranya:
- ketenagakerjaan,
- pembiayaan,
- penyelenggaraan layanan,
- peran masyarakat,
- pasien atau kelompok pasien,
- obat dan alat kesehatan, dan
- regulasi.
Namun, pengkajian baru masih terpisah berdasarkan satu aspek saja. Oleh karena itu, PPH UAJ berusaha menyajikan keterkaitan aspek-aspek tersebut secara komprehensif dalam perspektif sistem kesehatan.
Secara spesifik, penelitian ini bertujuan untuk:
- menggambarkan kinerja penyelenggaraan layanan kesehatan jiwa di puskesmas secara komprehensif berdasarkan komponen dalam kerangka konsep six building blocks oleh World Health Organization (WHO), yaitu pemberian layanan keswa, tata kelola, sumber daya manusia (SDM), pembiayaan, obat- obatan, dan sistem informasi kesehatan;
- mengidentifikasi bagaimana ke lima komponen lainnya mempengaruhi pemberian layanan keswa kepada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).
Penelitian ini dapat memberikan rekomendasi sebagai upaya penguatan layanan kesehatan jiwa di puskesmas. Selain itu, kami berharap penyelenggaraan layanan kesehatan jiwa dapat berlangsung komprehensif, terpadu, dan berkesinambungan sesuai amanah dari Undang-undang Keswa No. 18/2014.
