Search
Close this search box.

Profil Konsorsium Program Yes, I Can!

“Yes, I Can!” adalah suatu proyek yang didukung oleh Voice dan dilaksanakan oleh konsorsium yang melibatkan 4 lembaga. Keempat lembaga tersebut adalah Pusat Penelitian HIV AIDS (PPH) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya; OPSI – Organisasi Perubahan Sosial Indonesia; Sanggar SWARA – Asosiasi Transgender Muda; dan eRKA atau Yayasan Rumah Kita – organisasi berbasis masyarakat yang menangani anak-anak terpinggirkan.

Lembaga yang menjadi koordinator dari proyek ini adalah Pusat Penelitian HIV AIDS (PPH) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya. PPH Unika Atma Jaya merupakan pusat penelitian di bawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unika Atma Jaya yang didirikan pada tahun 2010. PPH Unika Atma Jaya didirikan sebagai respon dan kontribusi Unika Atma Jaya dalam menyikapi permasalahan HIV-AIDS dan narkoba di Indonesia melalui penelitian, peningkatan kapasitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. PPH Unika Atma Jaya saat ini secara khusus berfokus pada penelitian kebijakan dan sosial-perilaku terkait masalah HIV-AIDS, kesehatan reproduksi, kesehatan seksual serta peran masyarakat sipil dalam pembangunan sektor kesehatan. PPH Unika Atma Jaya juga berperan sebagai pusat pengembangan intervensi penanggulangan HIV-AIDS yang berfokus pada pengguna narkoba, anak dan keluarga yang terdampak HIV-AIDS serta anak jalanan. Dalam perjalanannya, PPH Unika Atma Jaya telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga internasional dan nasional serta lembaga pemerintah untuk melaksanakan penelitian dengan berbagai topik kajian dan melakukan intervensi HIV-AIDS pada berbagai populasi.

OPSI atau Organisasi Perubahan Sosial Indonesia merupakan Jaringan Nasional Penanggulangan HIV dan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi kelompok Resiko Tinggi dan Marginal (Pekerja Seks) dan merupakan wadah bagi Pekerja Seks Perempuan, waria dan laki-laki. OPSI memiliki visi, yaitu “Terwujudnya negara yang menjalankan kewajibannya untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi Hak Asasi Manusia (HAM) para Pekerja Seks serta berdayanya Pekerja Seks seluruh Indonesia”.

Sanggar SWARA atau Asosiasi Transgender Perempuan Muda di Jakarta berfokus pada isu-isu yang biasa dialami komunitas waria muda. Isu-isu yang ditangani SWARA bukan hanya menyangkut isu kesehatan atau pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS saja, melainkan juga isu seksualitas, stigma dan diskriminasi, kekerasan, serta permasalahan ketidakadilan hak. SWARA memiliki visi untuk menjadikan “Komunitas waria yang mandiri, sehat, berdaya dalam kerangka hak asasi manusia, keadilan gender, dan seksualitas untuk terciptanya pemahaman masyarakat atas keberagaman.” Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan SWARA meliputi pendampingan kasus, pendidikan,pemberdayaan ,peningkatan ekonomi, dan berjejaring.

Terakhir, eRKA atau Yayasan Rumah Kita merupakan salah satu lembaga pelayanan kesejahteraan sosial yang berfungsi memberikan pelayanan berbasis profesi Pekerjaan Sosial (Social Worker) serta pengabdian pada masyarakat. eRKA berfokus memberikan kontribusinya dalam proses-proses pemecahan masalah kesejahteraan sosial, pendidikan, kesehatan dan perekonomian masyarakat kecil & menengah terutama yang berkaitan dengan anak.  eRKa menangani permasalahan anak yang tidak terbatas wilayahnya maupun permasalahannya. Namun begitu,  eRKA biasanya lebih berfokus pada penanganan tiga permasalahan anak yaitu permasalahan anak jalanan,  anak yang berkonflik dengan hukum dan remaja rentan. Beberapa program eRKA antara lain Rumah Perlindungan Anak & Perempuan, Rumah Aman bagi Anak Jalanan, Street Children on the Road to Empowerment (SCORE) /program pencegahan HIV/AIDS pada anak jalanan, dan lain sebagainya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, proyek Yes, I Can! didukung oleh Voice yang merupakan fasilitas hibah inovatif yang mendukung kelompok-kelompok paling terpinggirkan dan terdiskriminasi. Voice memiliki tujuan agar kelompok paling terpinggirkan dan terdiskiriminasi, berdaya dalam mengekspresikan pandangan dan memperjuangkan haknya untuk pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan, dan implementasi kebijakan yang responsif dan inklusif, serta melalui proses pembangunan yang transparan dan bertanggungjawab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content